Ilmu Ashwat
Bab Pertama
(Suara dan Bahasa)
Pengertian Suara
Menurut Manaf
Mehdi Mohammad (1998: 13) Suara adalah udara
bergelombang
dan mendorongnya dengan kuat dan
cepat dari sebab
apapun.
Syarat-syarat
kejadian suara
1. Sumber daya (Sumber energi )
2. Benda Yang bergetar
3. Resonansi
ruang (Resonator / Ruang resonator)
Proses terjadinya
suara
Sumber energi yang berperan dalam kekuatan, gerakan, ketukan yang
menyebabkan gerakan sesuatu dan getarannya. Tubuh gemetar dalam hal-hal yang
bergetar karena pemogokan atau gerakan yang mempengaruhi mereka. Resonansi
ruang adalah pusat gas (cair) suara dari tubuh bergetar. Itu membuat suara
terdengar.
Terjadi suara pada manusia
Sebagai soal klarifikasi dapat
digambarkan sebagai proses kejadian suara dan diucapkan ketika orang agar:
1. bergegas udara dari paru-paru
atau diri pos ke tenggorokan.
2. udara lewat di tenggorokan
Balauteran dua suara.
3. Lalu lintas udara karena getaran
Alauteran dua suara.
4. Alauteran suara, getaran suara
atau bercita-cita untuk terjadi.
5. bergetar suara melalui rongga
annular, dan kemudian rongga mulut atau rongga hidung.
Perbedaan suara pada
manusia
Suara yang diucapkan oleh manusia bervariasi antara mereka dan
derajat lapisan. Hal ini karena bagian apa yang mereka memiliki kemampuan untuk
lapisan pengaturan suara yang bervariasi dari orang ke orang. Hal ini
memungkinkan kemampuan manusia untuk menyesuaikan tingkat getaran Alauteran dua
suara dengan meningkatkan atau mengurangi ketegangan di dalamnya. Jika
ketegangan meningkat di Alauteran meningkat Ahtzazhma Jika getaran naik
lapangan atau gelar. Sementara jika kurang ketegangan dengan getaran kurang
turun lapangan dan tingkat tergantung pada potongan.
Bunyi dan bahasa
Bahasa yang pertama kali muncul itu berupa bunyi-bunyi. Bentuk tertulis representasi dari apa yang satu-satunya bahasa
lisan. Bahasa Pada dasarnya, The menulis Fetanueh. Hal ini jelas bagian dalam
proses akuisisi bahasa pada anak-anak, di mana diketahui bahwa hal pertama anak
diperoleh dari lingkungan sekitar itu adalah suara yang Ahakiha dan ulangi.
Suara Bahasa
Pandangan Ibnu menuai (1956: 1052)
"Bahasa adalah suara mengekspresikan semua orang untuk tujuan mereka
sendiri."
Bahasa track audio terdengar
dikeluarkan oleh anggota pengucapan untuk situasi mereka sendiri melalui gerakan-gerakan
tertentu, mengungkapkan sesuatu ketika berbicara dan diperbarui Tothiramaana
ketika pendengar.
Suara
linguistik memiliki tiga aspek:
1. Aspek Ntqa (Artikulatoris)
koneksi dengan pengucapan suara oleh speaker dan Tstbah proses ini anggota kondisi
berbicara dan gerakan.
2. Selain Ookostica (Akustis) yang
berkaitan dengan proses penyebaran suara di udara dalam bentuk getaran setelah
dibebaskan dari mulut pembicara dan sebelum mencapai telinga pendengar.
3. sisi audio (Auditoris) yang
terkait dengan proses fisiologis ANMD pendengar menerima suara, dan
menghubungkan ke mentalitas proses psikologis ketika pendengar memahami suara
dan sama terjadi di dampak.
BAB KEDUA
ILMU
ASHWAT
Ilmu ashwat merupakan cabang dari cabang-cabang ilmu bahasa.
Pusat pembahasannya luas mencakup cabang yang berbeda yang
kontradiktif baik antara tujuan bidangnya dan kurikulum.
Cabang Ilmu Ashwat
1.
Klasifikasi ilmu ashwat berdasarkan fisik bunyi dan fungsinya
Klasifikasi ilmu ashwat berdasarkan fisik bunyi dan fungsinya dibagi menjadi dua cabang:
a.
Fonetik
b.
Fonologi
Adapun para
ahli mengklasifikasika nmenjadi:
a.
Fonetik
b.
Fonemik
2.
Klasifikasi ilmu ashwat berdasarkan sistem yang dianut pada kajian ashwat
v Cabang ilmu ashwat deskriptif&preskriptif
a.
Cabang ilmu ashwat deskriptif
Bunyi bahasa tertentu sebagaimana pengucapannya
b.
Cabang ilmu ashwat Normatif
/ preskriptif
v Cabang ilmu ashwat sinkronik&diakronik
a.
Ilmu ashwat sinkronik
Ilmu mempelajari bunyi bahasa tertentu melalui masa tertentu
b.
Ilmu ashwat diakronik
Ilmu mempelajari bunyi bahasa tertentu berdasarkan perkembangan
v Cabang ilmu ashwat komparatif/perbandingan & Ashwat kontrastif
a.
Cabang ilmu ashwat komparatif
Yaitu ilmu yang
mempelajari kesamaan bunyi dan perbedaannya pada bahasa-bahasa yang
termasuk kelompok bahasa satu bahasa. Misalnya perbandingan bunyi antara dua bahasa inggris dan prancis atau
yang satu bahasa.
b. Cabang ilmu ashwat kontrastif
Ilmu yang mempelajari bunyi bahasa yang
termasuk kelompok bahasa yang
berbeda dengan tujuan menemukan persamaan dan perbedaan antara keduanya.
Misalnya perbandingan bunyi bahasa arab dengan Bahasa Indonesia.
3.
Klasifikasi ilmu ashwat berdasarkan gelombang bunyi dalam
proses pembicaraan
a.
Ilmu bunyi artikulatoris
Mempelajari bunyi dari segi pengucapan&fonologi yang
sejenis & proses pelafalan ketika berbicara
b.
Ilmu bunyi akustis
Mempelajari bunyi dari segi fisik & akustik yang
sejenis dalam gelombang bunyi yang berpindah&merambat melalui udara
c.
Ilmu bunyi auditoris
Yang mempelajari mekanik alat pendengaran&pengaruhnya dengan bunyi dari segi penerimaan&peralihan dari segi jalur-jalur saraf ke otak.
Kedudukan Ilmu Bunyi dan Pentingnya dalam Kegiatan Bahasa
1.
Ilmu bunyi memberikan kajian morfologi khususnya dalam penafsiran struktur
kata & perubahannya
2.
Ilmu bunyi memberikan kajian sintaksis.
Menentukan fungsi kalimat
3.
Ilmu bunyi memberikan penjelasan
semantic. Menentukan makna kalimat.
4.
Ilmu bunyi memberikan penjelasan kajian leksikologi&leksikografi
1.
Pelafalan
,
ilmu ashwat sangat penting dalam pelafalan karena jika salah dalam melafalkan maka akan berpengaruh pada makna
yang dimaksud
2.
Fungsional ,
ilmu ashwat sangat berperan penting dalam fungsinya. Misal penjedaan, intonasi, dll.
jika salah menjeda kalimat yang kita ucapkan, maka maksud yang kita sampaikan pun
tidak tepat.
3.
Edukatif,
ilmu ashwat sangat berperan dalam bidang edukasi,
karena ilmua shwat menjadi pokok atau dasar keterampilan yang lainnya.
BAB KETIGA
Alat Ucap Dan Organ Bicara
A.
Pengertian
Alat ucap
adalah organ pada tubuh manusia yang berfungsi dalam pengucapan bunyi.
Organ-organ yang terlibat antara lain adalah paru-paru, laring, faring, rongga
hidung, rongga mulut, bibir, gigi, lidah, alveolum, palatum, velum, dan uvula. Dalam fonetik artikulatoris hal pertama yang dibicarakan adalah
alat ucap manusia yang menghasilkan bunyi bahasa.
Organ bicara dikelompokkan ke dalam tiga kelompok sebagai
berikut:
1. Kelompok organ yang terdiri atas alat-alat
pernapasan yang tepatnya berada dibawah kerongkongan.
2. Kerongkongan, yang terdiri dari tulang rawan, otot,
persendian, dan selaput.Bagian ini merupakan bagian terpenting dari organ
bicara.
3. Tiga buah rongga yang terdapat di atas
kerongkongan, yaitu rongga
tenggorokan, rongga
hidung, dan rongga
mulut, terdiri dari belahan mulut bagian atas, belahan mulut bagian bawah,
bibir, lidah, gigi, gusi, langit-langit keras , langit-langit lunak, dan anak
lidah(tekak).
B.
Bunyi-Bunyi yang Keluar dari Segi Organ Bicara
1.
Alat-Alat Pernapasan
Organ-organ yang terpenting dalam pernapasan adalah
sebagai berikut:
a.
Rongga dada/chest
ribs
Terdiri dari
tulang dada di bagian depan, 12 pasang rusuk di bagian kiri dan kanan, 12
cabang rusuk di tulang punggung belakang. Maka susunan inilah yang membuat
rongga dada dapat mengembang dan mengempis. Adapun dalam proses bicara, organ
ini berfungsi menekan tulang rusuk ke arah paru-paru dengan tekanan yang sangat
rapi dan dengan tingkat yang berbeda-beda. Maka setiap tekanan yang dilakukan
mengakibatkan terjadinya arus udara sehingga proses inilah yang mengakibatkan
terjadinya penggalan dalam susunan kata.
b. Sekat Rongga Dada/Diaphragm
Organ ini terdiri atas
susunan otot yang bentuknya melebar dan dapat bergerak. Organ inilah yang
memisahkan antara alat-alat pernapasan dengan alat-alat pencernaan. Fungsi dari
organ yang bergerak turun naik ini adalah sebagai penekan paru-paru lewat
tekanan terhadap rongga dada.Tinggi rendahnya tekanan yang terjadi tergantung
dengan bagian kata yang akan dituturkan atau kejiwaan seseorang saat
menuturkannya. Tekanan inilah yang mengakibatkan adanya unsur letupan dalam bunyi
bahasa.
c. Paru-paru/lungs
Paru-paru adalah organ yang bersifat elastis
yang dapat berkembang dan mengempis . Organ ini terdiri dari penampung udara,
saluran udara, dan pembuluh darah. Gerakan paru-paru sesuai dengan
perimbangan temperatur di dalam dada dan di luar tubuh manusia sehingga terjadi
penghirupan udara atau nafas dan penghembusan udara atau nafas. Maka arus udara
yang keluar dari paru-paru inilah menjadi sumber syarat mutlak terjadinya bunyi.
d. Saluran Udara/Trachea
Saluran udara ini biasa
juga disebut dengan khalqum, yaitu sebuah pipa udara yang terbuat dari
cincin-cincin tulang rawan yang terletak di atas paru-paru dan di bawh
kerongkongan sepanjang 12 cm dengan jari-jari 2 s.d. 2 ½ cm. Saluran ini
mempunyai dua cabang yang menghubungkannya
dengan kedua belah paru, kiri dan kanan. Di bagian belakang dari
saluran udara ini terdapat saluran makanan dan minuman dari mulut ke bagian
pencernaan.
Fungsi saluran udara dalam
bicara adalah sebagai tempat lalunya udara yang merupakan bahan baku dari suatu
bunyi yang datang dari paru-paru untuk diteruskan ke rongga mulut dan rongga
hidung , di samping itu, saluran udara ini juga berfungsi sebagai koyak
resonansi beberapa jenis bunyi.
2.
Kerongkongan/larynx
Organ ini terdiri dari tiga tulang
rawan, yaitu tiroid yang berbentuk setengah lingkaran dan terletak di bagian
atas, krikoid yang berupa tulang rawan bundar terletak di bawah
tiroid, dan aritenoid yang teridi dari dua buah tulang rawan dan terletak di
atas krikoid.
Organ bicara yang paling penting dari
kerongkongan adalah dua buah pita suara/vocal cords dan padanya
terdapat klep yang disebut glotis. Fungsi utama pita suara ini adalah sebagai
pintu klep yang mengatur pengawasan arus udara antara paru-paru dengan mulut
atau hidung. Pita suara dapat mengalami empat bentuk atau keadaan ketika
menghadapi udara yang datang dari paru-paru sehingga menghasilkan bunyi yang
bervariasi, yaitu posisi tertutup yang menghasilkan bunyi letupan, posisi
berdekatan yang menghasilkan bunyi bersuara, posisi berjauhan yang menghasilkan
bunyi tidak bersuara, dan posisi berdekatan yang menghasilkan bunyi bisikan.
Adapun fungsi kerongkongan dalam proses bicara adalah sebagai tabung udara yang
akan ikut bergetar bila pita suara bergetar dan suara yang dihasilkan dari
faring ini disebut faringal.
3.
Organ Bicara Di Atas Kerongkongan
Organ bicara ini terdiri
atas beberapa bagian berikut ini
a. Tenggorokan
Tenggorokan adalah sebuah
rongga yang terletak di antara kerongkongan dengan mulut yang bentuknya mirip
dengan pipa. Apabila pangkal lidah mundur dan menekan dinding tenggorokan maka
rongga tengorokan tersebut menjadi menyempit, sehingga memperngaruhi arus udara
yang datang dari paru-paru. Tenggorokan ini juga merupakan makhraj dari
beberapa bunyi Arab, seperti (‘Ain-Ha), dalam ilmu tajwid huruf-huruf tersebut
disebut huruf halaqiah (bunyi-bunyi tenggorokan).
b. Lidah/Tounge
Lidah adalah sejenis otot
yang memenjang di rongga mulut.Organ ini
terdiri dari beberapa unsur yang tersusun secara rapi, seperti otot-otot dan
syaraf-syaraf. Di bagian ujung lidah terdapat semacam syaraf yang berfungsi
sebagai alat perasa. Lidah dapat dibagi kepada lima bagian, yaitu
1. Ujung lidah(apix/tip of the tounge),
2. Pinggir lidah(blade of the tounge),
3. Depan lidah(front of the tounge),
4. Pangkal lidah(back of the tounge),
5. Akar lidah(roots of the tounge).
Namun demikian yang banyak disebut-sebut dalam fonetik
adalah
a. Ujung lidah/ apiko
b. Tengah lidah
c. Pangkal lidah/dorso
d. Pinggir lidah
Lidah termasuk organ bicara yang paling aktif, dengan
gerakan-gerakan tertentu dari bagian-bagian lidah seperti dijelaskan di atas
bertemu dengan organ bicara pasif sehingga terjadilah bunyi yang mempunyai ciri
tersendiri.
Ketika ujung lidah bertemu dengan ujung gigi, Terjadilah
bunyi (tsa-dza-dzo), ketika ujung lidah bertemu dengan pangkal gigi, Terjadilah
bunyi(ta-da-tho), ketika ujung lidah bertemu dengan langit-langit keras
terjadilah bunyi(syin-jim), ketika tengah lidah bertemu dengan langit-langit
keras (ya), dan ketika pinggir lidah
bertemu geraham terjadilah bunyi(dzo) menurut ilmu tajwid dan
seterusnya.
c. Langit-langit/Palate
Langit-langit terletak
dibagian atas rongga mulut yang memanjang dari pangkal gigi di bagian depan
sampai anak lidah (tegak) di bagian belakang. Para ahli membagi langit-langit
kedalam tiga bagian, yaitu:
1. Bagian depan yang disebut dengan gusi/alveloar,
2. Langit-langit
keras/palate, dan
3. Langit-langit luna/velar
Langit-langit termasuk organ yang pasif, kecuali
langit-langit lunak yang bisa bergerak mundur ke belakang dan bekerja sama
dengan tekak untuk membuka dan menutup saluran udara ke hidung. Apabila bagian
lidah bergerak menuju salah satu bagian dari langit-langit di atas akan
terjadilahbunyi tersendiri:
a. Apabila ujung lidah bertemu dengan gusi tejadilah bunyi za-shod-sin-ro
(apikoalveolar).
b. Apabila ujung lidah bertemu dengan langit-langit keras, terjadilah bunyi jim-syin(apikopalatal).
c. Apabila tengah lidah bertemu dengan langit-langit keras,terjadilah bunyi ro(mediopalatal).
d. Apabila pangkal lidah bertemu dengan langit-langit lunak,terjadilah bunyi kho-kaf-ghoin(dorsovelar)
Kerja sama antara langit-langit lunak dengan bagian lidah
sangat besar fungsinya dalam membuat rongga mulut sebagai kontak resonansi
untuk beberapa bunyi tertentu. Disamping itu, langit-langit lunak dapat
mengubah alur udara yang keluar melalui rongga mulut menjadi keluar dari rongga
hidung dengan membuka klep udara menuju hidung, atau sebaliknya.
d.
Anak Lidah/Tekak/Uvula
Anak lidah terdapat dibagian atas, antara langit-langit
lunak dengan tenggorokan , diantara rongga mulut dengan rongga hidung.fungsinya
hampir sama dengan fungsi langit-langit lunak.Langit-langit lunak dapat
bergerak menutup klep udara yang menuju ke rongga hidung, sehingga bunyi akan
keluar dari rongga hidung.oleh karena itu, fungsinya hampir sama dengan fungsi
langit-langit lunak, Disamping itu kerja sama dengan anak lidah dengan pangkal
lidah merupakan makhraj bunyi (qof).
e.
Gigi/Dental
Gigi terdapat di belahan mulut atas dan belahan mulut
bawah.Walaupun gigi bawah dapat bergerak, namun tidak banyak berfungsi dalam pembentukan bunyi bahasa jika
dibandingkan dengan organ bicara aktif lainnya, seperti lidah dan bibir bawah. Gigi dapat dibagi kedalam tiga bagian, yaitu:
1. Ujung gigi,
2.
Tengah gigi, dan
3.
Pangkal gigi
Fungsi gigi sebagai organ bicara sangat jelas karena
merupakan penghambat udara yang datang dari paru-paru,sehingga tidak keluar
secara serentak dari rongga mulut.Disamping itu, kerja sama antara
bagian-bagian gigi dengan ujung lidah dan bibir bawah merupakan makhroj
beberapa huruf tertentu.
Kerja sama ujung gigi dengan bibir bawah akan
menghasilkan bunyi (fa),kerja sama ujung/tengah gigi dengan ujung lidah
akan menghasilkan bunyi (dzo-dza-ta ), dan kerja sama pangkal gigi
dengan ujung lidah akan menghasilkan bunyi (na- lam-dzho-da-tho-ta).
f.
Bibir/Labial
Bibir merupakan dua pita yang terdapat di pintu rongga mulut.bibir
terdiri atas otot-otot yang membuatnya dapat bergerak dengan lincah,cepat,dan
teratur sesuai dengan jenis bunyi yang akan dituturkan.
Oleh karena itu , bibir berfungsi sebagai pembentuk bunyi
vokal, Apabila bibir membulat maka akan terjadilah vokal ( u ) atau dlommah,apabila
bibir semi bulat maka terjadilah vokal ( o ), apabila bibir netral, maka
terjadilah vokal ( a ) atau fathah, apabila bibir membentang
terjadilah vokal ( i ) atau kasroh, apabila bibir semi membentang
maka terjadilah vokal ( e ) atau imalah,Disamping itu, kerja sama
antara bibir atas dengan bibir bawah merupakan makhraj ( wawu- mim - ba ),sedangkan kerja sama antara
bibir bawah dengan ujung gigi menjadi makhraj bunyi ( fa ).
g. Rongga hidung/Nasal cavity
Rongga hidung adalah saluran udara yang terdapat di
belakang lubang hidung dan memanjang sampai ke langit-langit lunak.didalam
rongga hidung terdapat areal-areal kosong, di antaranya yang disebut dengan
kantong hidung.
Fungsi rongga hidung dalam bicara jelas tampak ketika
klep rongga hidung terbuka sehingga udara keluar dari rongga hidung,atau klep
tersebut tertutup.sehingga udara keluar dari rongga mulut.Kondisi pertama akan
menghasilkan bunyi seperti ( nun – mim )’ ng, ny’ sedangkan
kondisi kedua akan menghasilkan bunyi
mulut seperti ( ta- tsa-ba )dan lain-lain.
BAB IV
DESKRIPSI BUNYI BAHASA
Bnunyi arab terbagi menjadi empat,
yaitu:
1.
Makrajnya
Pengertian
makhraj adalah meletakan penahanan ketika udara keluar atau menyempitkan .. ketika menuturkan bunyi.
Adapun menurut
para ulama makhraj bunyi arab ada sepuluh yaitu:
-
pada
keda bibir.
-
Pada
bibir dan gigi.
-
Diantara
gigi
-
Gigi
dan gusi
-
Gusi
-
Langit-langit
keras
-
Langit-langit
lunak
-
Tekak,
anak lidah
-
Tenggorokan
-
Kerongkongan
Adapun
bunyi arab dan sifatnya adalah:
a.
Bunyi
billabial (ب-م)
b.
Bunyi
labio-dentals
(ف)
c.
Bunyi
interdentals ( ث- ذ- ظ)
d.
Bunyi apico-dento-alveolars
( ت – د- ط – ض – ل - ن )
e.
Bunyi
apico-alveolars (ز – س – ص - ر)
f.
Bunyi
fronto-platals (ج – ش (
g.
Bunyi
centro-plantals (ي)
h.
Bunyi
derso-uvular
( ك – غ – خ - و)
i.
Bunyi
rooto-pharyngeals(ح
- ع)
j.
Glotto(ء - ه)
2.
Keadaan
keluarnya udara ketika berbicara
Dalam hal ini bunyi terbagi menjadi:
a.
Bunyi
letupan hambatan
b.
Bunyi
geseran frikatif
c.
Bunyi
paduan
d.
Bunyi
samping
e.
Bunyi
nasal
f.
Bunyi
getar
3.
Keadaan
pita suara ketika berbicara
Dalam keadaan
ini terbagi menjadi dua:
a.
Bunyi
bersuara hidup
b.
Bunyi
tidak bersuara
Untuk mengetahui kerasnya suara dengan cara:
1.
Menaruh
jari-jari pada kedua telinga
2.
Menaruh
siku keatas jidat ketika bersuara
3.
Menaruh
jari-jari ke jakun
4.
Keadaan
pangkal lidah ketika berbicara
Terbagi menjadi:
a.
Bunyi
yang diterapkan
b.
Bunyi
yang tipis
c.
Bunyi
antara
BAB 5
BUNYI KONSONAN
A.
Pengertian Konsonan
Konsonan (Disebut juga huruf mati)
merupakan bunyi yang terjadi jika pengucapannya mengalami penyumbatan baik
secara parsial maupun keseluruhan pada makhrajnya (jalan keluarnya).
B.
Klasifikasi Konsonan Arab dan Sifatnya
Dalam sudut pandang organ bicara aktif yang difungsikan dalam menghambat
atau menekan saluran udara ketika mengartikulasinya, konsonan dapat dibagi
menjadi beberapa bagian.
Sebagian ahli fonetik Arab merinci lagi mahraj tersebut. Pada
akhirnya diperoleh sebelas makhraj konsonan Arab, yaitu :
a.
Konsonan
Bilabial الشفتانية:Terdiri dari
/ب/م/
b.
Konsonan Labio-dental الشفهية-الأسنانية: Terdiri dari /ف/
c.
Konsonan Interdental
بين الأسنانية : Terdiri dari /ث/ذ/ظ/
d.
Konsonan Apico-dento-alveolars
الذلقية-الأسنانية-اللثوية : Terdiri dari /ت/د/ط/ض/ل/ن/
e.
Konsonan Apiko Alveolars
الذلقية-اللثوية : Terdiri dari /ز/س/ص/ر/
f.
Konsonan
Fronto-palatal الطرفية-الغارية : Terdiri dari /ج/ش/
g.
Konsonan
Centro-palatal الوسطية-الغارية : Terdiri dari /ي/
h.
Konsonan
Dorso-velar القصية-الطبقية : Terdiri dari /خ/غ/ك/و/
i.
Konsonan
Dorso-uvular القصية-اللهوية :
Terdiri dari /ق/
j.
Konsonan
Rooto-Pharyngeals الجذرية-الحلقية : Terdiri dari /ح/ع/
k.
Konsonan
Glottal الحنجرية :
Terdiri dari /ء/ه/
BUNYI VOKAL
Definisi
Vokal adalah bunyi bahasa yang dihasilkan dengan melibatkan pita-pita suara tanpa penyempitan atau penutupan apa pun pada tempat pengartikulasian mana pun. Vokal adalah bunyi bahasa yang dihasilkan dengan cara, setelah arus udara keluar dari glotis (celah pita suara), lalu arus ujar hanya “diganggu” atau diubah oleh posisi lidah dan bentuk mulut. Misalnya, bunyi [i], bunyi [a], dan bunyi [u].
Beberapa jenis vokal
1. Vokal tinggi, vokal rendah dan vokal tengah
Penggolongan ini adalah penggolongan menurut tinggi rendahnya vokal, yaitu menurut tinggi rendahnya posisi lidah terhadap langit-langit. Misalnya untuk mengucapkan [a] seperti dalam kata asuh posisi lidah adalah rendah terhadap langit-langit. Dalam mengucapkan [i] (hidup) lidah posisinya tinggi, dekat pada langit-langit sedangkan dalam mengucapkan [Ə] (lebih) posisi lidah adalah sekitar ditengah posisi tinggi dan posisi rendah.
2. Vokal depan, vokal belakang, dan vokal madya
Bila lidah itu “datar” permukaan nya, vokal adalah vokal depan seperti halnya [a] dan [i] sebaliknya, apabila lidah lebih rendah dibelakang maka vokalnya merupakan vokal belakang seperti dengan [o] dalam kata obat dan dengan [ὸ] dalam kata pokok. Posisi lidah menurut depan belakangnya dapat juga berupa kurang lebih diantara depan dan belakang dan vokal dengan posisi lidah tersebut adalah vokal madya, misalnya seperti [ә] dalam kata tengah dan [ʌ] dalam kata Inggris but.
3. Vokal bundar dan vokal tak bundar
Perbedaan bundar tak bundarnya berdasarkan dari kedua bibir. Misalnya vokal [i] merupakan vokal yang tak bundar dan bila posisi lidah menurut tinggi rendahnya serta menurut depan belakangnya dipertahankan tetapi dengan memperbundar kedua bibir, maka hasilnya adalah vokal [ȕ] seperti dalam kata jerman grȕn ‘hijau’.
4. Vokal panjang dan vokal pendek
Perbedaan ini menyangkut lamanya atau kuantitas pelafalan vokal, lamanya adalah relative. Misalnya [ù] dalam kata Inggris full adalah pendek, sedangkan [u] bergaris bawah dalam kata Inggris fool adalah vokal panjang.
5. Vokal nasal (vokal sengauan) dan vokal oral
Dalam pengucapan vokal oral, seluruh arus udara keluar melalui mulut, dan rongga hidung tertutup (dengan menggerakkan langit-langit lunak ke dinding belakang rongga kerongkongan), sebaliknya dalam pengucapan vokal sengauan ialah sebagian dari arus udara yang keluar melalui rongga mulut, sebagaian yang lain melalui rongga hidung (langit-angit lunak dirturunkan sedikit untuk memungkinkan bangun mulut yang demikian). Contoh dari vokal nasal banyak ditemukan dalam bahasa Prancis : [ә] bergaris bawah dalam kata un “satu”; [o] bergaris bawah dalam kata oncle “paman”; [a] bergaris bawah dalam kata bande “rombongan” dan terakhir [ӕ] dalam ainsi “demikian”.
6. Vokal tunggal dan vokal rangkap dua atau diftong
Dalam pelafalan [a] bangun mulut sama dari permulaan sampai akhir, vokal seperti itu disebut vokal tunggal. Sedangkan dalam pelafalan vokal rangkap dua atau yang biasa dikenal dengan sebutan diftong, maka setengah lamanya pelafalan vokal, bangun mulut di ubah. Misalnya [aᵤ] dalam kalau adalah diftong; pelafalannya mulai dengan bangun mulut rendah-depan dan berakhir dengan bangun tinggi-belakang. Sebuah diftong tidak sama dengan dua vokal tunggal berturut-turut; misalnya meskipun [aᵤ] dalam kalau berupa diftong , [a]+[u] dalam baur merupakan deretan dua buah vokal tunggal.
Bunyi-bunyi konsonan biasanya dibedakan berdasarkan tiga kriteria, yaitu posisi pita suara, tempat artikulasi dan cara artikulasi.
Berdasarkan posisi pita suara dibedakan adanya bunyi bersuara dan bunyi tak bersuara. Bunyi bersuara terjadi apabila pita suara hanya terbuka sedikit, sehingga terjadilah getaran pada pita suara itu. Yang termasuk bunyi bersuara antara lain bunyi [b], [d], [g] dan [c] sedangkan bunyi tak bersuara terjadi apabila pita suara terbuka agak lebar, sehingga tidak ada getaran pada pita suara itu. Yang termasuk bunyi tak bersuara antara lain, bunyi [s], [k], [p] dan [t].
Berdasarkan tempat artikulatornya terbagi menjadi 4 macam :
1. Bilabial, yaitu konsonan yang terjadi pada kedua belah bibir; bibir bawah merapat pada bibir atas. Yang termasuk konsonan bilabial ini adalah bunyi [b] [p] dan [m] . dalam hal ini perlu diperhatikan bunyi [p] dan [b] adalah bunyi oral, yaitu yang dikeluarkan melalui rongga mulut, sedangkan [m] adalah bunyi nasal, yakni bunyi yang dikeluarkan melalui rongga hidung.
2. Labiodental, yakni konsonan yang terjadi pada gigi bawah dan bibir atas, gigi bawah merapat pada bibir atas. Yang termasuk konsonan labiodental adalah bunyi [f] dan [v].
3. Laminoalveolar, yaitu konsonan yang terjadi pada daun lidah dan gusi dalam hal ini daun lidah menempel pada gusi. Yang termasuk konsonan laminoalveolar adalah bunyi [t] dan [d].
4. Dorsovelar, yakni konsonan yang terjadi pada pangkal lidah dan velum atau langit-langit lunak. Yang termasuk konsonan dorsovelar adalah bunyi [k] dan [g].
Macam macam Bunyi Huruf Vokal dan Definisinya
Bunyi vokal dibedakan berdasarkan posisi tinggi rendahnya lidah, bagian lidah yang bergerak, struktur, dan bentuk bibir. Dengan demikian, bunyi vokal tidak dibedakan berdasarkan posisi artikulatornya karena pada bunyi vokal tidak terdapat artikulasi. Artikulator adalah bagian alat ucap yang dapat bergerak. Klasifikasi vokal sebagai berikut :
1. Vokal berdasarkan tinggi rendahnya posisi lidah.
Vokal Tinggi = [ i ], [ I ], [ u ], [ U ]
Vokal Madya = [ e ], [ �� ], [ e ], [ o ], [ c ]
Vokal Rendah = [ a ]
1. Vokal berdasarkan tinggi rendahnya posisi lidah.
Vokal Tinggi = [ i ], [ I ], [ u ], [ U ]
Vokal Madya = [ e ], [ �� ], [ e ], [ o ], [ c ]
Vokal Rendah = [ a ]
2. Vokal berdasarkan bagian lidah (depan, tengah, belakang) yang bergerak (gerak naik turunnya lidah).
Vokal Depan = [ i ], [ I ], [ e ], [ �� ], [ a ]
Vokal Tengah = [ a ]
Vokal Belakang = [ o ], [ c ], [ u ], [ U ]
Vokal Depan = [ i ], [ I ], [ e ], [ �� ], [ a ]
Vokal Tengah = [ a ]
Vokal Belakang = [ o ], [ c ], [ u ], [ U ]
3. Vokal berdasarkan posisi strukturnya
Struktur adalah keadaan hubungan posisional artikulator aktif dan artikulator pasif. Artikulator aktif adalah alat ucap yang bergerak menuju alat ucap yang lain saat membentuk bunyi bahasa. Artikulator pasif adalah alat ucap yang dituju oleh artikulator aktif saat membentuk bunyi bahasa.
Dalam bunyi vokal tidak terdapat artikulasi, maka struktur untuk vokal ditentukan oleh jarak lidah dengan langit-langit. Menurut strukturnya, vokal dapat dibedakan seperti uraian berikut.
a. Vokal tertutup (close vowels) yaitu vokal yang dibentuk dengan lidah diangkat setinggi mungkin mendekati langit-langit. Vokal tertutup antara lain [ i ], [ u ].
b. Vokal semitertutup (half-close) yaitu vokal yang dibentuk dengan lidah diangkat dalam ketinggian sepertiga di bawah tertutup atau dua per tiga di atas vokal terbuka. Vokal semi tertutup antara lain [ e ], [ o ], [ I ], [ U ].
c. Vokal semiterbuka (half-open) yaitu vokal yang dibentuk dengan lidah diangkat dalam ketinggian sepertiga di atas terbuka atau dua per tiga di bawah vokal tertutup. Vokal semi terbuka antara lain [ a ], [ �� ], [ c ].
d. Vokal terbuka (open vowels) yaitu vokal yang dibentuk dengan lidah dalam posisi serendah mungkin. Vokal terbuka adalah [ a ].
Struktur adalah keadaan hubungan posisional artikulator aktif dan artikulator pasif. Artikulator aktif adalah alat ucap yang bergerak menuju alat ucap yang lain saat membentuk bunyi bahasa. Artikulator pasif adalah alat ucap yang dituju oleh artikulator aktif saat membentuk bunyi bahasa.
Dalam bunyi vokal tidak terdapat artikulasi, maka struktur untuk vokal ditentukan oleh jarak lidah dengan langit-langit. Menurut strukturnya, vokal dapat dibedakan seperti uraian berikut.
a. Vokal tertutup (close vowels) yaitu vokal yang dibentuk dengan lidah diangkat setinggi mungkin mendekati langit-langit. Vokal tertutup antara lain [ i ], [ u ].
b. Vokal semitertutup (half-close) yaitu vokal yang dibentuk dengan lidah diangkat dalam ketinggian sepertiga di bawah tertutup atau dua per tiga di atas vokal terbuka. Vokal semi tertutup antara lain [ e ], [ o ], [ I ], [ U ].
c. Vokal semiterbuka (half-open) yaitu vokal yang dibentuk dengan lidah diangkat dalam ketinggian sepertiga di atas terbuka atau dua per tiga di bawah vokal tertutup. Vokal semi terbuka antara lain [ a ], [ �� ], [ c ].
d. Vokal terbuka (open vowels) yaitu vokal yang dibentuk dengan lidah dalam posisi serendah mungkin. Vokal terbuka adalah [ a ].
4. Vokal berdasarkan bentuk bibir saat vokal diucapkan.
Vokal tidak bulat/unrounded vowels (bibir tidak bulat dan terbentang lebar) = [ i ], [ I ], [ e ], [ �� ], [ e ]
Vokal netral/neutral vowels (bibir tidak bulat dan tidak terbentang lebar) = [ a ]
Vokal bulat/rounded vowels (bibir bulat) Terbuka bulat = [ c ]
Vokal bulat/rounded vowels (bibir bulat) Tertutup bulat = [ o ], [ u ], [ U ]
Bunyi vokal dapat diucapkan dengan memanjangkan atau memendekkan vokal tersebut. Pemanjangan dan pemendekan pengucapan vokal dapat mengubah maksud pembicaraan. Pemanjangan vokal diberi tanda [ . . . ] di atas bunyi yang dipanjangkan atau tanda [ . . . : ] di samping kanan bunyi yang dipanjangkan.
Contoh:
Frasa tatap muka [ t a t a p ] [ m u k a ] bila vokal [ u ] dilafalkan pendek maka akan bermakna bertemu .
Namun, jika vokal [ u ] dilafalkan memanjang [ t a t a p ] [ m u : ] [ k a ] maka akan menimbulkan makna menatapmu dan bunyi [ k a ] seakan-akan menghilang.
Dalam kehidupan sehari-hari pemanjangan dan pemendekan vokal jarang ditemui. Pemanjangan dan pemendekan vokal biasa ditemui dalam dunia hiburan, seperti pada dagelan atau acara humor dan komedi.
Dalam kehidupan sehari-hari pemanjangan dan pemendekan vokal jarang ditemui. Pemanjangan dan pemendekan vokal biasa ditemui dalam dunia hiburan, seperti pada dagelan atau acara humor dan komedi.
Syllable / Suku
Kata
A. Pengertian Syllable / Suku Kata
Kata itu bukan unit bahasa terkecil
karena terdiri dari unit-unit yang lain yang lebih kecil, bahkan lebih kecil
ukurannya diantaranya unit-unit bunyi yang diucapkan (suku kata/syllable). Suku kata adalah unit-unit bunyi yang tidak
termasuk darinya yaitu kata yang diucapkan. Kata-kata tersebut terbagi menjadi
dua macam yang pertama yaitu :
§ Kata yang terdiri dari satu
suku kata (monosyllabic), contoh : عن ,مِنْ, مَن
§ Kata yang terdiri dari
beberapa suku kata (polysyllabic), contoh : (ج + ل + س) جَلَسَ, جَالَسْتُمْ(جا + لس + تم)
Jadi, pengertian suku kata adalah unit bunyi
terkecil yang dapat dituturkan, dimana pembicara dapat berpindah dari penggalan
tersebut ke bagian kalimat lainnya.
B. Macam-Macam Syllable
/ Suku Kata
Suku kata ditinjau dari segi bunyi
akhir terbagi menjadi dua macam :
1.
Terbuka
المقطع المنفتح)) adalah
yang berhentipadavokalpendekataupanjang. Harokatpendek
(دَ/ رَ/ سَ ) dan harokatpanjang (لَا
فِي مَا )
2.
Tertutup المقطع المنغلق))
adalah yang berhenti pada satu
huruf konsonan atau dua huruf konsonan. Berhenti pada satu huruf konsonan (مِنْ،مَنْ، لم) berhenti pada dua huruf konsonan (بِنْتْ، أنْتْ ، قَلْبْ)
Suku
kata yang di tinjaudarisegipanjangdanpendeknya terbagi menjadi dua macam:
1.
Panjang (المقاطع الطويلة) yaitu yang berhenti pada harakat
panjang seperti
فِي ataupadasatuhurufseperti(عَنْ, مِنْ)
2.
Pendek المقاطع القصيرة)) yaitu yang berhenti pada
harakat pendek seperti دَ/ رَ/ سَ
Suku kata ditinjau dari
tekanannya terbagi menjadi dua macam :
1.
Kosa kata yang ditekankan adalah yang
menerima tekanan utama dalam kata dengan demikian lebih jelas dan lebih muncul
suaranya dari sisa suku kata dalam kata. Dan dalam satu kata tidak ada kecuali
suku kata yang satu. Pada kata"استغفر"
bagian suku kata yang kedua (تغ) suku kata yang ditekankan satu
2.
Suku kata yang tidak ditekankan
adalah yang menerima tekanan tidak utama, dan menjadi sedikit jelasdan lebih lemah suaranya dari suku kata yang ditekankan dan
dia mewakili dalam seluruh suku katakecuali suku ksta yang ditekankan. Pada
kata "اسغفر"bagian
suku kata yang pertama (اِسْ) yang
ketiga (فَ) yang keempat (رَ)suku kata yang tidak
ditekankan.
C.
Simbol-Simbol Syllable
/ Suku Kata
Dalam analisis suku kata
menggunakan simbol-simbol yang merupakan lambang dari konsonan dan vokal yang
merupakan unsur dari kalimat tersebut.
Pada umumnya analisis suku kata menggunakan simbol (C) untuk konsonan
dan (V) untuk vokal latin, atau ص untuk konsonan dan ح untuk vokal dalam bahasa Arab.Analisis
suku kata biasanya menggunakan simbol-simbol sebagai berikut :
ص =
satu bunyi konsonan (C)
ص ص = dua
bunyi konsonan (CC)
ح =
harakat pendek (V)
ح ح =
dua harakat : ا , و , ي (VV)
D.
Karakteristik Syllable
/ Suku Kata dalam Bahasa Arab
1.
Suku kata yang paling jarang terjadi
adalah (CVCC) yang tidak dijumpai kecuali dalam kondisi berhenti sedangkan suku
kata yang terbanyak dalam bahasa Arab adalah (CVC) kemudian (CV)
2. Kebanyakankadang-kadangberhentipadasuara yang
matidansetidaknyaberurutandengansuku kata yang berharakat.
3. Selaludiawalidenganhurufkonsonandan yang
keduahurufvokaldantidakdiawalidenganduahurufkonsonan yang
berurutansepertidalambahasaInggris Street, Practice ataudalambahasa Indonesia
Praktek. Tidakadanyaduahurufkonsonandiawalkalimat Arab
yaitudiadakannyahamzahwashaldiawalfiilamar, sepertiاجلسpenggantidariجْلِسْ .
4. Paling sedikitterbentukdariduabunyi
(vokaldankonsonan) dantidakhanyadarisatubunyisaja.
E. Pola Syllable
/ Suku Kata dalam Bahasa Arab
Suku Kata dalam Bahasa Arab memiliki beberapa pola yaitu :
1. Suku kata pendek dan memiliki satu pola
§ CV/ ص ح, seperti
Ø Suku kata yang ketiga"كتب" (ka
+ ta + ba)
Ø Suku kata yang pertama
dan kedua "كتبَتْ" (ka + ta + bat)
Ø Suku kata yang kedua dan
ketiga "يكبُبُ" (yak + tu + bu)
2. Suku kata tengah dan memiliki dua pola
§ (CVC / ص ح ص), seperti
Ø Suku kata yang pertama "تكتب" (tak + tu + bu)
Ø Suku kata yang kedua "كتَبْتَ" (ka + tab + ta)
Ø Suku kata terakhir "كتبَتْ" (ka + ta + bat)
§
(CVV / ص ح ح), seperti
Ø
Suku kata yang pertama"قابل" (qaa + ba + la)
Ø
Suku kata yang kedua "يقابل" (yu + qaa + bi + lu)
Ø
Suku kata terkahir "جلسا" (ja + la + saa)
3. Suku kata panjang dan memiliki tiga pola
§ (CVVC / ص ح ح ص), seperti
Ø Suku kata yang pertama "ضالّين" (daal + liin)
Ø Suku kata yang kedua "يُضارَّ" (yu + daar + ra)
Ø Suku kata terakhir "حميم" (ha + miim) dalam keadaan berhenti atau mengabaikan
i’rob.
§ (CVCC / ص ح ص ص) dalam keadaan berhenti
Ø "بَرّ"
(barr)
Ø "بِرّ" (birr)
Ø "بُرّ"
(burr)
Ø "قلب" (qalb)
Ø "مد" (madd)
Ø "مس" (sams)
§ (CVVC / ص ح ح صص) dalam keadaan berhenti
Ø Suku kata yang satu
"ضَارّ" (daarr)
Ø Suku kata akhir "مهام" (ma + haamm)
Ø Suku kata akhir "يضارّ" (yu + daarr)
(TEKANAN)
Yang dimaksud dengan istilah ini
adalah pengucapan yang terjdi pada penggalan kata tertentu sehingga terdengar
lebih jelas dari penggalan kata yang lain (Kamal Bisyri 512:2000). Hal ini serentak dengan
pengaktifan semua organ bicara secara serentak.
Oleh karena itu, ketika menuturkan
sebuah penggalan kata yang mendapat tekanan, kita merasakan bahwa semua organ
bicara mulai dari paru-paru, kerongkongan sampai bunyi tersebut keluar dari
mulut atau hidung, semuanya aktif serentak.
Letak tekanan dalam suatu bahasa
berbeda dengan letak tekanan dalam bahasa lain. Sebagian bahasa ada yang tunduk
terhadap peletakan tekanan dalam struktur bahasanya, seperti bahasa Arab dan
Prancis, sedangkan sebagian bahasa yang lain tidak tunduk dengan aturan dengan
aturan tersebut, seperti bahasa Inggris.
Dalam sebagian bahasa, tekanan
mempunyuai peran yang sangat penting dalam pembedaan bentuk dan makna kata.
Dalam bahasa yang seperti ini tekanan dapat membedakan sebuah bentuk
kata/kalimat dari bentuk kata/kalimat yang lain, dengan artian bahwa tanpa
keikutsertaan tekanan dalam penuturan kalimat, kita tidak akan dapat mengerti
maksud kalimat itu secara utuh.
Tekanan juga dapat membedakan arti
suatu kalimat dari kalimat lain. Dengan artian bahwa suatu kalimat akan berbeda
artinya apabila diucapkan dengan tekanan yang berbeda.
Sesuat dengan literature fonetik
bahasa Arab yang banyak beredar kita dapat menyimpulkan letak tekanan dalam
bahasa Arab sebagai berikut:
1.
Tekanan pada penggalan kata pertama
Fenomena
ini terjadi apabila tiga penggalan kata terbuka dan pendek terdapat
berturut-turut dalam satu kata, seperti (ح – ر – م). Atau kata tersebut mempunyai lebih dari
tiga penggalan kata, dimana tiga
penggalan kata pertama terdiri atas penggalan kata pendek dan terbuka seperti (ر- ق – ب - ة)atau sebuah kalimat yang hanya terdiri atas
satu penggalan kata saja (نار,
ناس) ketik waqaf.
2.
Tekanan pada penggalan kata terakhir
Terjadi
apabila penggalan kata tersebut dari wazan (CVVC), seperti (عبن) dalam
kata (نستعين) atau wazan (CVCC) ketika
waqaf (تقرّ) dalam kata (مستقر).
3.
Tekanan pada penggalan kata sebelum akhir
Terjadi
apabila penggalan kata yang teerakhir tidak dari dua wazan yang baru disebut
diatas dan dalam kata itu tidak terdapat tiga penggalan kata yang sama CV
(pendek terbuka) seperti (لصُرْ
اَخَاكَ ظَالِمَا اَوْ مُظْلُوْمَا) maka tekanan jatuh pada penggalan kata-kata
sebelum akhir.
4.
Tekanan pada penggalan kata ketiga dari akhir
Hal
ini terjadi pada kondisi-kondisi sebagai berikut:
a.
Apabila dua penggalan kata sebelum akhir dari wazan (CV) seperti (ازدهر, ابتكر) (CVC-CV-CV-CV) maka akan jatuh pada dad an
ta.
b.
Apabila penggalan kata yang ketiga dari akhir dari wazan (CVC) dan
sebelum akhir dari wazan (CV) seperti ( مقدمك ,مركبك,), (CVV-CV-CVC) maka tekanan jatuh pada penggalan kata ketiga
dari akhir.
c.
Apabila penggalan kata yang terakhir dari wazan (CVV) dan yang
sebelumnya dari wazan (CV), seperti pada
(قدموا, بكروا),
(CV-CV-CVV) maka teknan jatuh pada penggalan kata yang ketiga dari akhir.
Tekanan tidak akan jatuh pada penggalan pertama kecuali bila tiga
penggalan sebelum akhir terdiri dari wazan pertama (CV). Walaupun bahasa Arab
tidak termasuk bahasa tekanan, namun dalam bahasa Arab terdapat banyak contoh
yang menunjukkan bahwa letak tekanan menentukan bentuk kata atau kalimat atau
paling tidak membedakan arti suatu kalimat. Tekanan sangat berperan dalam
membedakan bentuk kalimat dari tunggal menjadi jamak.
JEDA
ATAU PERSENDIAN DALAM BAHASA ARAB
Jeda atau persendian berkenaan dengan hentian bunyi dalam
arus ujar. Disebut jeda karena adanya hentian itu, dan disebut persendian
karena di tempat perhentian itulah terjadinya oersambungan antara segmen yang
satu dengan segmen yang lain. Jeda ini dapat bersifat sementara. Biasanya
dibedakan adanya sendi dalam atau internal juncture dan sendi luar atau open
juncture.
Sendi dalam emnunjukkan batas antara satu silabel dengan
silabel yang lain. Sendi dalam ini, yang menjadi batas silabel, biasanya diberi
tanda tambah (+). Misalnya:
/am+bil/
/lam+pu/
/pe+lak+sa+na/
Sendi luar menunjukkan batas yang lebih besar dari segmen
silabel. Dalam hal ini, biasanya dibedakan:
1.
Jeda antar kata
dalam frase diberi tanda berupa garis miring tunggal (/).
2.
Jeda antar
frase dalam klausa diberi tanda berupa garis miring ganda (//).
3.
Jeda antar
kalimat dalam wacana diberi tanda berupa garis silang ganda (#).
Tekanan dan jeda dalam bahasa Arab sangat penting karena
tekanan dan jeda dapat mengubah makna kalimat. Seperti tampak pada contoh:
# buku // sejarah / baru #
# buku / sejarah // baru #
Kalimat pertama bermakna “buku mengenai sejarah baru”, sedangkan kalimat
kedua bermakna “buku baru mengenai sejarah”.
وما يعلم تأويله إلا اللهۢ ۢوالراسخون في العلم
يقولون آمنا به ( آل عمران: ٧ )
“padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya kecuali
Allah. Dan orang-orang yang ilmunya mendalam
berkata, “Kami beriman kepadanya (Al-Qur’an)”.
Apabila ayat di ayat dibaca #
والراسخون في العلم يقولون
آمنا به // وما يعلم تأويله إلا اللهۢ
# artinya tidak ada yang mengetahui mengenai ayat-ayat mutasyabihat kecuali
Allah semata. Sedangkan bila kita membaca tanpa jeda # والراسخون في العلم يقولون آمنا به وما يعلم تأويله إلا اللهۢ
# artinya Allah dan orang-orang yang
ilmunya mendalam mengetahui ayat-ayat mutasyabihat.
NADA DAN
INTONASI
Menurut ahmad mukhtar amir (220: 1990) mengatakan bahwa perbedaan
antara nada dan intonasi yaitu, Nada adalah tingkatan bunyi atau
tingkatan-tingkatannya terhadap kata atau di sebut dengan word tone. Sedangkan
intonasi adalah tingkatan bunyi terhadap kalimat, ungkapan atau
kumpulan-kumpulan kalimat.
NADA
Nada biasa disebut dengan ‘ tone, tingkatan bunyi’ fonem diatas
suku kata yang berbarengan dengan fonem suku kata dan dapat mempengaruhi pada
makna atau dapat merubah makna.
Tingkatan nada
dalam bahasa:
1.
Nada rendah atau ringan rumus ponemnya (1) contoh: جاء الأستاد 1
2.
Nada sedang atau datar rumus ponemnya (2) contoh: 2
جاء الأستاد 1
3.
Nada tinggi rumusnya (3) contoh: 2 جاء 3 الأستاد 1
4.
Nada sangat tinggi rumusnya (4) contoh: إخرجْ 4
INTONASI
Intonasi adalah sebuah unsure dalam ucapan yang dapat membantu
seseorang untuk mengekspresikan sesuatu yang terdapat dalam hati dan
perasaannya. Yang terjadi dengan naik turunnya suara. Intonasi dalam banyak hal
mempunyai fungsi kebahasaan yang sangat penting, dengan intonasi makna suatu
kalimat dapat berbeda.
Intonasi dapat
terjadi dalam perpindahan dari suatu bunyi ke bunyi yang lain, sebagaimana
terjadi dalam perpindahan dari kalimat ke kalimat lain dengan naik, turun atau
samanya intonasi suara disbanding dengan suara yang sebelum atau sesudahnya.
Intonasi dalam
berbagai tingkatan:
1.
Alur 231 yaitu intonasi pada kalimat tertentu yang mengandung
kalimat Tanya dan tidak bisa terjawab oleh “ya” atau “tidak”. Contoh : 2
muhammad 3 tidak ada 1
2.
Alur 233 yaitu intonasi pada kalimat tertentu yang mengandung
kalimat Tanya dan bisa terjawab oleh “ya” atau “tidak”. Contoh : 2 muhammad 3
pergi 3?
3.
Alur 244 yaitu intonasi yang menunjukan makna takjub atau heran.
Contoh: 2 Ahmad 4 mati 4.
Intonasi
mempunyai banyak fungsi kebahasaan. Diantaranya ada yang bersifat umum, berlaku
untuk semua bahasa, sebagian lainnya bersifat khusus yang hanya berlaku untuk
bahasa tertentu saja. Diantara fungsi kebahasaan dari intonasi adalah sebagai
berikut:
1.
Fungsi semantik, yang membedakan arti dari suatu kata atau kalimat.
Suatu kata atau kalimat jika dituturkan dengan intonasi yang berbeda dapat
berdampak pada arti yang berbeda pula. Seperti kata “Astagfirullah” jika
dituturkan dengan intonasi menurun artinya adalah minta ampun kepada Allah.
Tetapi jika dituturkan engan naik, turun, naik maka bias berarti omelan, karena
tidak mengikuti aturan.
2.
Fungsi ketatabahasaan, yang membedakan bentuk-bentuk kalimat. Suatu
kalimat jika dituturkan dengan intonasi yang berbeda dapat merubah bentuknya
dari kalimat berita menjadi kalimat seru atau Tanya. Contoh “وصل القطار” jika dituturkan dengan intonasi mendatar
akan menjadi kalimat berita, dan jika dituturkan dengan intonasi naik maka
merupakan kalimat Tanya. Sedangkan apabila dituturkan dengan intonasi naik
turun maka kalimat tersebut menjadi kalimat takjub atau heran.
3.
Fungsi ekspresi kejiwaan, menunjukan sikap kejiwaan penutur.
Seperti kalimat
“لقد كسرت الباب مرة اخرى” apabila dituturkan dengan intonasi biasa
kalimat tersebut berarti “saya tidak mengerti maksudmu, coba ulangi ucapan
anda” dan apabila dituturkan dengan intonasi naik maka akan berarti persetujuan
dan menguatkan pengertian. Dan jika naik turun berarti heran atau takjub.
FONEM DAN ALOFON
A.
Pengertian fonem dan alofon
Fonem adalah satuan bunyi bahasa terkecil yang
bersifat fungsional, artinya satuan fungsi untuk membedakan arti. Dalam ilmu
bahasa fonem itu ditulis dengan di antara dua garis miring /.../ misalnya /p/
dan /b/ adalah dua fonem karena kedua bunyi itu membedakan arti, contoh : pola
- /pola/ : bola - /bola/, parang - /paran/ : barang -
/baran/, peras - /peras/ : beras - /beras/. fonem dalam bahasa
mempunyai beberapa macam lafal yang bergantung pada tempatnya dalam kata atau
suku kata. Fonem /p/ dalam bahasa Indonesia, misalnya dapat mempunyai dua macam
lafal. Bila berada diawal duku kata, fonem itu dilafalkan secara lepas. pada
kata /pola/ misalnya, fonem /p/ diucapkan secara lepas kemudian diikuti oleh
fonem /o/. Bila berada pada akhir kata fonem /p/ tidak diucapkan secara lepas,
bibir kita masih tetap rapat tertutup waktu mengucapkan bunyi ini.
Alofon adalah variasi suatu fonem yang tidak
membedakan arti. alofon ditulis diantara dua kurung siku [....]. Kalau [p] yang
lepas kita tandai dengan [p] saja, sedangkan yang tak lepas kita tandai dengan
[p>], maka kita dapat simpulkan bahwa dalam bahasa Indonesia fonem /p/
mempunyai dua alofon yakni [p] dan [p>].
B.
Daftar Fonem dan Alofon
Vocal
No
|
Fonem
|
Alofon
|
Contoh
|
Ditulis
|
1
|
/a/
|
[a]
|
/adik/
|
Adik
|
2
|
/e/
|
[e]
[ε]
|
/lele/, /sore/
/lεlεh/, /nεnε?/
|
lele, sore
leleh, nenek
|
3
|
/∂/
|
[∂]
|
/b∂sar/,/∂mas/ , /kod∂/
|
besar, emas, kode
|
4
|
/i/
|
[i]
[I]
|
/tari/, /gigi/
/tarI?/, /gigIh/
|
tari, gigi
tarik, gigih
|
5
|
/u/
|
[u]
[U]
|
/tau/, /cucu/
/taUn/, /rapUh/
|
tau, cucu
taun, rapuh
|
6
|
/o/
|
[o]
[೧]
|
/toko/, /soto/
/tok೧h/,/poh೧n/
|
toko, soto
tokoh, pohon
|
Konsonan
No
|
Fonem
|
Alofon
|
Contoh
|
ditulis
|
1
|
/p/
|
[p]
][p
|
/pintu/, /sampay/
//, /sәdap/tatap
|
pintu, sampai
tatap, sedap
|
2
|
/b/
|
[b]
[pֿ]
|
/baru/,/tambal/
/adap ֿ/, /pәradaban/
|
baru, tambal
adab, peradaban
|
3
|
/t/
|
[t]
[t’]
|
/timpa/, /santay/
/lompat’/,/tәmpat’/
|
timpa, santai
lompat, tempat
|
4
|
/d/
|
[d]
[t’]
|
/duta/, /madu/
/tekat’/,/abat’/
/murtat’/, /kәmurtadan/
|
duta, madu
tekad, abad,
murtad, kemurtadan
|
5
|
/k/
|
[k]
[k’]
[?]
|
/kuraη/,/sukar/
/politik’/
/rusa?/, /tida?/
|
kurang, sukar
politik
rusak, tidak
|
6
|
/g/
|
[g]
[k]
|
/gula/, /ragu/
/bәduk/, /gudәk/, /kәajәgan/,
/ kәajәkan/
|
gula, ragu
bedug, gudeg, keajegan
|
Makasih ka udh nulis ttg ilmu ini.
ReplyDeleteTerimakasih kak atas ilmunya.. sangat bermanfaat :)
ReplyDeleteThank You and I have a swell offer you: When Home Renovation home improvements to add value
ReplyDelete