Teknik Pembelajaran Ketrampilan Menulis (Maharah Kitabah)

ASALIB TA’LIM MAHARAH AL KITABAH
Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas terstruktur:
Mata Kuliah     : Belajar dan Pembelajaran Bahasa Arab 2
Dosen Pengampu         : Hasan Saefulloh, M.Ag







Disusun Oleh :
Fithria Rif’atul ‘Azizah
Hilda Alumma Islami
Lisna Nurdiansyah


Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan/Semester VI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI (IAIN) SYEKH NURJATI CIREBON

2015







KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Tuhan semesta alam, karena hanya dengan rahmat dan karunianya kami dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya.
Shalawat dan salam semoga selalu terlimpah curahkan kepada junjungan Nabi besar kita Nabi Muhammad SAW, para keluarganya dan para sahabatnya.
Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas terstruktur yang berjudul “Asalib Ta’lim maharat al-Kitabah”. Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan. Mohon maaf dari segala kekurangan dan keterbatasan ilmiah dalam makalah ini. Kamipun selalu mengharapakan kritik dan saran yang membangun demi perbaikannya makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Cirebon, 01 Maret 2015          
Penyusun





 BAB I
PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang Masalah
Aktivitas menulis merupakan salah satu bentuk kemampuan dan keterampilan berbahasa yang paling sulit di kuasai siswa dibandingkan dengan tiga kemampuan berbahasa yang lain. Seperti halnya kemampuan berbicara, kemampuan menulis mengandalkan kemampuan bahasa yang bersifat aktif dan produktif.
Menulis memerlukan kemampuan yang bersifat kompleks. Kemampuan yang dibutuhkan antara lain kemampuan berpikir secara teratur dan logis, kemampuan mengungkapkan pikiran secara jelas, penggunaan bahasa yang efektif, dan kemampuan menerapkan kaedah tulis menulis secara baik. Kemampuan ini diperoleh lewat jalan yang panjang. Sebelum sampai pada tingkat kemampuan menulis, siswa harus mulai dari permulaan yaitu pengenalan dan penulisan lambang-lambang bunyi. Pengetahuan dan kemampuan yang diperoleh pada tingkat permulaan, akan menjadi dasar pengembangan kemampuan menulis selanjutnya.
Bahasa tulis dapat mengungkapkan banyak hal dengan cara leluasa tetapi penuh dengan berbagai keterkaitan seperti teknis penulisan, kaidah bahasa, kelogisan, koherensi, isi, ejaan dan diksi. Dengan demikian keterampilan menulis adalah keterampilan berbahasa yang kompleks karena tidak hanya menyangkut penyusunan gramatikal atau retorikal, tetapi juga menyangkut penguasaan elemen-elemen konseptual dan penilaian.

1.2  Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah disusunnya makalah ini adalah:
1.      Apa pengertian maharah al-Kitabah?
2.      Apa saja jenis-jenis maharah al-Kitabah?
3.      Apa tujuan pembelajaran maharah al-Kitabah ?
4.      Bagaimana tahapan dan teknik pembelajaran Maharat al kitabah?

1.3  Tujuan
Adapun tujuan disusunnya makalah ini yaitu:
1.      Untuk mengetahui apa pengertian dan hakikat maharah al-Kitabah.
2.      Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis maharah al-Kitabah.
3.      Untuk mengetahui apa tujuan pembelajaran maharah al-Kitabah.
4.      Untuk mengetahui dan memahami tahapan dan teknik pembelajaran maharah al kitabah.



BAB II
PEMBAHASAN


2.1  Pengertian Maharat al-Kitabah
Sebagaimana kita ketahui bahwa Maharah Kitabah atau yang biasa dikenal ketrampilan menulis merupakan salah satu dari empat maharah (ketrampilan) yang harus dikuasai dalam mempelajari bahasa, baik bahasa Indonesia, Inggris maupun bahasa Arab. Dan sebelum menginjak pembahasan lebih lanjut terlebih dahulu kita harus mengetahui apa itu ketrampilan dan apa itu menulis.
Ketrampilan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah kecakapan untuk menyelesaikan tugas. Sedangkan menurut Dunette (1976)[1] ketrampilan adalah mengembangkan pengetahuan yang didapatkan melalui training dan pengalaman dengan melaksanakan beberapa tugas. Sedangkan menulis itu sendiri merupakan kegiatan komunikasi yang dilakukan tanpa didukung oleh tekanan suara, nada, mimik, gerak gerik dan tanpa situasi seperti yang terjadi pada kegiatan komunikasi lisan.[2]
Dalam KBBI menulis mengandung beberapa pengertian yang pertama, membuat huruf, angka, dan sebagainya dengan pena, pensil, dan sebagainya, kemudian yang Kedua, melahirkan pikiran atau perasaan seperti mengarang, membuat surat, dan sebagainya dengan tulisan.[3]
Menurut Thu’aimah dalam buku yang berjudul Teknik Pembelajaran Keterampilan Bahasa Arab karangan Hasan Saefuloh  mengemukakan bahwa ada kalangan yang memandang sempit terhadap pembelajaran menulis, yaitu sebatas mengajarkan siswa agar bisa menulis dalam arti membuat lambing-lambang tulisan. Dalam pengertian ini menulis hanyalah keterampilan mekanistik yang tidak membutuhkan pemikiran. Kalangan lain, memandang kegiatan menulis sebagai aktivitas kognitif yang memerlukan pemikiran yang matang, sistematika yang baik, serta penyajian yang menarik untuk menyampaikan gagasan atau perasaan yang ada dalam pikirannya.[4]
Dari pandangan diatas, kita dapat menyimpulkan bahwa menulis dalam arti yang lebih luas adalah kegiatan terstruktur dan disengaja yang dilakukan seseorang untuk menuangkan pikiran dan perasaannya, sehingga tulisannya tersebut dapat menunjukkan sudut pandangnya dan dari tulisannya itu orang dapat menilai karakter penulisnya.
Sedangkan Keterampilan menulis (maharah Al-kitabah/ writing skill) adalah kemampuan dalam mendiskripsikan atau mengungkapkan isi pikiran, mulai dari aspek yang sederhana seperti menulis kata-kata sampai kepada aspek yang kompleks yaitu mengarang.[5]

2.2 Jenis-jenis Menulis
Menulis terbagi menjadi dua jenis yaitu5 :
1.      Merangkai huruf / rasm al-huruf
Yaitu keterampilan yang bersifat psikomotorik mekanistik
2.      Mengarang /insya’/ta’bii
Yaitu keterampilan berfikir kognitif
Menulis jenis pertama diarahkan pada kemampuan siswa pada kelancaran menulis, kejelasan tulisan, dan penggunaan tanda baca. Sedangkan jenis kedua diarahkan pada kemampuan siswa untuk menuangkan gagasan, diliht dari segi kebahasaan berupa penggunaan ejaan termasuk kaidah imla’ dan jenis khat, pemilihan kata, penggunaan struktur kalimat, dan penerapan tata bahasa. Dan dilihat dari segi non kebahasaan berupa akurasi isi, kerapihan, kelengkapan, keruntutan dan sebagainya.[6]
Menurut Ilyan dalam buku yang berjudul Teknik Pembelajaran Keterampilan Bahasa Arab karangan Hasan Saefuloh  mengemukakan bahwa menulis terdiri dari tiga macam yaitu[7] :
1.      Menulis praktis fungsional
Menulis jenis ini berkaitan dengan kebutuhan komunikasi dan administrasi formal walaupun mempunyai aturan tersendiri tetapi tidak rumit dan tidak menggunakan gaya bahasa yang membutuhkan kedalaman interpretasi. Karakteristik tulisan fungsional diantaranya: bahasanya baku, kosa katanya sederhana dan tidak mengandung pengertian ganda, menggunakan gaya ilmiyah yang mudah dicerna, dan tidak memerlukan bakat khusus. Sedangkan situasi yang menggunakan jenis tulisan ini adalah: merangkum sebuah judul, menulis laporan, menulis surat, menulis pembukaan dan penutup sambutan, mengisi formulir dan sebagainya.
2.      Menulis kreatif satrawi
Menulis jenis ini berkaitan dengan kreatifitas dan gaya imajinasi penulis yang memerlukan bakat khusus, pengalaman panjang, wawasan luas, dan perasaan mendalam. Diantara karakteristik tulisan jenis ini adalah: 1.) berkaitan dengan daya kreatifitas penulis dan gaya bahasa sastra, 2.) penulisnya harus mempunyai bakat kesastraan, memiliki perasaan yang halus dan daya imajinasi tinggi, 3.) berkaitan dengan pengalaman, peka terhadap fenomena dan budaya masyarakat. Sedangkan yang termasuk kategori tulisan ini adalah menulis cerita, drama, biografi, dan sebagainya.    
3.      Menulis kreatif fungsional
Jenis menulis ini merupakan perpaduan antara menulis fungsional dan menulis kreatif, seperti menulis makalah, menulis komentar, menulis teks ceramah dan sebagainya.
Kalau kita perhatikan, pembagian menulis diatas sesungguhnya mengarah pada situasi atau bidang yang harus dilatihkan kepada siswa, khususnya disaat latihan menulis dalam arti mengarang. Artinya dalam berlatih mengarang, bidang kegiatan yang harus dikembangkan adalah :
a.       Merangkum sebuah judul
b.      Menulis laporan
c.       Menulis surat
d.      Menulis pembukaan dan penutup sambutan
e.       Membuat catatan pribadi
f.       Mengisi formulir
g.       Menulis cerita
h.      Menulis boigrafi
i.        Menulis makalah
j.        Menulis komentar
k.      Menulis teks ceramah dan sebgainya.

2.3  Tujuan Pembelajaran Ketrampilan Menulis
Secara umum tujuan menulis adalah agar teliti memilih kata-kata dan susunan kalimat yang indah, agar bagus susunan kalimatnya dan halus perasaannya sehingga tampak nilai estetis dalam susunan kata-katanya, dan membiasakan peserta didik agar sanggup membentuk pendapat-pendapat yang benar dan pola pikir yang benar.[8]
Namun sebelum lebih lanjut membahas tentang tujuan ketrampilan menulis, kita harus mengetahui terlebih dahulu ketrampilan dasar yang harus dikuasai siswa dalam pembelajaran menulis, yaitu :
a.       Berkaitan degan ketrampilan teknis.
b.      Berkaitan dengan penguasaan karakter tulisan arab.
c.       Berkaitan dengan kegiatan dan bidang garapan/area menulis.
Ketrampilan-ketrampilan dasar diatas juga menggambarkan jenis dan tahapan menulis, yaitu tahap merangkai huruf dan tahap menuangkan gagasan. Dan dari ketrampilan dasar diatas pula, kita dapat merumuskan tujuan pembelajaran ketrampilan menulis yaitu menguasai penggunaan aturan tata tulis Arab, baik secara teknis maupun gramatika dalam menuangkan gagasan, pikiran dan perasaan pada tema-tema tertentu.
Adapun tujuan operasional ketrampilan menulis, dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu:[9]
1.      Tujuan mekanistik, diantaranya :
a)      Siswa dapat menulis huruf Arab dan mengetahi hubungan antara bentuk huruf dan pengucapannya.
b)      Siswa dapat menulis kata, baik dengan huruf terpisah atau huruf bersambung serta dapat membedakan bentuk huruf ketika berada diawal kata, ditengah maupun diakhir.
c)      Siswa terampil menulis Arab dengan jelas dan benar.
d)      Siswa teramil menulis dengan salah satu jenis khat naskh atau riq’ah.
e)      Siswa terampil menulis Arab dari arah kanan ke kiri.
f)       Siswa mengetahui tanda baca, baik simbol atau fungsinya.
g)      Siswa mengetahui kaedah dasar imla’ dan dapat menerapkannya dalam kegiatan menulis.
2.      Tujuan menulis dalam ati menuangkan gagasan yang membutuhkan aktifitas berfikir, diantaranya :
a)      Siswa dapat menuangkan idenya dalam karangan sederhana.
b)      Siswa dapat menulis kesimpulan dari bacaan sederhana.
c)      Siswa dapat menulis surat dalam berbagai jenisnya, seperti surat resmi, surat  pribadi, surat lamaran dan sebagainya.
d)      Siswa dapat menulis laporan sederhana tentang kegiatan yang dilakukannya.
e)      Siswa dapat mendeskripsikan sesuatu secara tertulis.
Dan adapun tujuan ketrampilan menulis menurut tingkatannya yaitu :[10]
1.      Tingkat pemula:
a.       Menyalin satuan-satuan bahasa yang sederhana.
b.      Menulis satuan bahasa yang sederhana.
c.       Menulis pernyataan dan pertanyaan yang sederhana.
d.      Menulis paragraf pendek.
2.      Tingkat menengah:
a.       Menulis pernyataan dan pertanyaan.
b.      Menulis paragraf.
c.       Menulis suarat.
d.      Menulis karangan pendek.
e.       Menulis laporan.
3.      Tingkat lanjut:
a.       Menulis paragraf.
b.      Menulis surat.
c.       Menulis berbagai jenis karangan.
d.      Menulis laporan.

2.4    Tahapan dan Teknik Pembelajaran Ketrampilan Menulis
Pembelajaran menulis dalam konteks pembelajaran bahasa Arab dapat dilakukan dalam tiga tahap:
1.      Tahap pra menuis (persiapan)
Pada tahap ini siswa pemula mulai belajar memegang pensil, membuat garis, baik garis lurus, garis lengkung, garis panjang dan garis pendek, serta garis miring. Semua itu diajarkan sebagai langkah persiapan menulis huruf.
Setelah dianggap mantap dalam membuat garis dengan segala variasinya, langkah berikutnya adalah menulis huruf , dengan tahapan sebagai berikut:
a)      Menulis huruf secara terpisah sebelum huruf sambung.
b)      Menulis huruf berurut berdasarkan urutan abjad.
c)      Menulis huruf sebelum suku kata dan kata.
d)      Menulis satu atau dua huruf baru pada tiap pelajaran
e)      Memberikan contoh cara penulisan huruf di papan tulis sebelum menyuruh siswa menulisnya.
2.      Menulis dalam arti Rasm al Hurf
Inti dari kemahiran menulis dalam pengajaran bahasa adalah kemampuan menuangkan gagasan (mengarang). Namun, bukan berarti kemampuan menulis yang bersifat psikomotorik mekanistik, yaitu merangkai huruf, tidak penting. Salah satu model pembelajaran aspek ini yang menunjukkan prinsip gradiasi yang jelas, sekaligus mendasari kegiatan menulis tahap berikutnya adalah pembelajaran imla’ yang terdiri dari:
a.        Imla’ manqul (Menyalin)
Tujuan yang hendak dicapai dari pembelajaran menulis melalui imla’ manqul adalah agar siswa mampu menulis huruf, kata, dan kalimat bahasa arab dengan baik dan benar. Tahap ini dinamakan fase menyalin.
Kegiatan menulis dalam tahap ini seringkali kurang diperhatikan oleh guru Namun dalam konteks pembelajaran Bahasa Arab , fase menyalin justru harus mendapat perhatian serius dari para guru, karena sistem tulis bahasa Arab memiliki karakter yang berbeda dengan bahasa siswa pada umumnya.
Dalam pembelajaran imla’ manqul ini kita tidak hanya melatih cara menyalin huruf saja, tetapi juga melatih siswa untuk mengingat penggunaan struktu kalimat serta tata bahasa yang sudah dipelajari pada pembelajaran sebelumnya.
Sebagai variasi dari kegiatan imla’ manqul, guru bisa melakukan berbagai bentuk latihan serikut :
a)      Menyajikan pertanyaan yang jawabannya terdapat dalam teks bacaan.
b)      Menyajikan beberapa kata secara acak dan meminta siswa untuk menyusunya menjadi kalimat yang benar.
c)      Meminta siswa menyalin paragraf pendek sesuai dengan pilihan siswa.
d)      Latihan menulis kalimat tidak lengkap yang kemudian dilengkapi oleh siswa dengan kata yang tersedia.
b.       Imla’ Mandzur (Menyadur)
Berbagai variasi yang bisa dilakukan guru dalam melatih imla’ mandzur diantaranya sebagai berikut :
a.       Siswa diminta menyiapkan teks bacaan untuk diimla’kan. Siswa membaca teks tersebut di rumah masing-masing. dikelas, guru menuliskan teks tersebut dipapan tulis dan mendiskusikannya bersama siswa, menanyakan kata-kata yang dirasa sulit oleh mereka. Guru menjelaskan kata tersebut dan cara penulisannya. Setelah dirasa cukup, baru teks tersebut diimla’kan.
b.      Siswa diminta menghafal teks pendek sederhana. Kemudian, guru meminta mereka untuk menuliskan teks yang sudah dihafanya tersebut. jika siswa mengalami kesulitan dalam menuliskan hafalannya, guru mengizinkan untuk sesekali melihat teks tersebut dan melanjutkan tulisannya.
c.       Siswa diminta menuliskan beberapa frasa dan kalimat yang sudah mereka baca atau pernah ditulisnya pada fase imla’ manqul, tanpa melihat teks tersebut. Kemudian siswa membandingkan apa yang mereka tulis difase imla’ manqul dengan tulisan pada fase imla’ mandzur.
d.      Guru menyajikan beberapa paragraf yang telah mereka baca dengan membuang beberapa kta kunci lalu meminta siswa untuk menulis paragraf secara lengkap. Jika terdapat kesulitan dalam tahap ini, guru bisa memberi bantuan berupa pertanyaan yang jawabannya menuju kata kunci yang dibuang tadi.
e.       Guru menyajikan beberapa pertanyaan yang jawabannya berupa satu atau dua kalimat yang sudah mereka kenal pada pembelajaran sebelumnya. Lalu meminta siswa untuk menulis jawaban-jawaban tersebut.
f.       Guru menulis dipapan tulis beberapa kata yang dianggap sulit dari teks yang sudah dipelajari. Siswa diminta menuliskannya beberapa kali di buku latihan. Setelah itu guru mengimla’kan teks secara utuh.
c.       Imla’ Ikhtibari
Melatih siswa agar terampil dalam tiga hal yaitu kemampuan menyimakdan mengikuti alur pembicaraan, kemampuan mengingat yang didengar, dan kemampuan menuliskan apa yang di dengarnya pada tahap awal pembelajaran imla’ ikhtibari, sebaiknya guru memulainya dengan teks yang dikenal siswa, yang diambil dari buku paket, sehingga siswa tidak merasa kesulitan karena dalam teks tersebut tidaka ada unsur bahasa baru, yang belum dikenal baik secara fonetis maupun grafis.
Langkah-langkah latihan imla’ bisa mengikuti urutan berikut:
1)      Persiapan
2)      Pengimla’an
3)      Pengoreksian
4)      Diskusi
5)      Penulisan Ulang
3.      Menulis dalam arti  mengarang (Insya’)
Dan pengajaran insya ini diklasifikasikan menjadi dua yaitu:
a.       Insya Muwajjah
Pada tahap ini siswa dianggap telah mengetahui beberapa kosa kata yang dapat mereka fahami maknanya dan mengenal beberapa struktur kalimat yang mereka dapatkan dari pelajaran dari tahap sebelumnya.
Siswa mula-mula berlatih menulis satu atau dua paragraf seputar tema yang mereka pernah dengar dan baca. selanjutnya, dengan latihan yang terus menerus, secara bertahap, kemampuan mereka akan bertambah baik dalam penggunaan gaya bahasa, susunan kalimat, pemilihan kosa kata, penerapan gramatika dan sebagainya, sehingga mereka benar-benar siap untuk menulis tahap selanjutnya yaitu tahap mengarang bebas.
Untuk meningkat ke tahap mengarag bebas pada tahap ini harus mulai difokuskan pada penerapan atau penggunaan pola-pola kalimat dan tata bahasa yang benar. Dan siswa juga harus memperhatikan kesesuaian antara struktur kalimat dan makna yang dikandungnya. Oleh sebab itu, sebaiknya pelaksanaan tahap ini harus dilakukan secara perlahan dan harus banyak latihan.
b.      Insya Hurr
Dalam tahap ini siswa diberi kebebasan untuk menuangkan segala kemampuannya dalam memilih kosa kata dan struktur kalimat. Kebebasan disini bukan berarti siswa tidak membutuhkan arahan dan bimbingan guru. Mereka masih tetap membutuhkan guru karena mereka belum mencapai tingkatan penulis kreatif, penguasaan mereka seputar bahasa arab belum seperti penguasaannya terhadap bahasa ibu.
Tahapan menulis bebas dimulai dengan memilih tema menulis yang sesuai dengan kemampuan siswa baik segi kosa kata, struktur kalimat serta tata bahasanya. Tema yang paling cocok untuk tahap awal menulis bebas adalah tema-tema yang sudah dipelajari sebelumnya pada ketrampilan berbicara dan ketrampilan membaca dengan melakukan pengembangan dan improvisasi. Penyampaian beberapa pertanyaan baru berkaitan dengan teks sangat membantu siswa untuk mengembangkan tulisan dan mencari pengetahuan pendukung yang tidak eksplisit dalam teks. Intinya, teks bacaan merupakan titik tolak awal bagi siswa untuk memperluas pemikirannya dalam menulis bebas.



BAB III
PENUTUP


3.1 Kesimpulan
Keterampilan menulis (maharah Al-kitabah/ writing skill) adalah kemampuan dalam mendiskripsikan atau mengungkapkan isi pikiran, mulai dari aspek yang sederhana seperti menulis kata-kata sampai kepada aspek yang kompleks yaitu mengarang.
Menulis terbagi menjadi dua jenis yaitu:
1.      Merangkai huruf / rasm al-huruf
Yaitu keterampilan yang bersifat psikomotorik mekanistik
2.      Mengarang /insya’/ta’bii
Yaitu keterampilan berfikir kognitif
Menulis jenis pertama diarahkan pada kemampuan siswa pada kelancaran menulis, kejelasan tulisan, dan penggunaan tanda baca. Sedangkan jenis kedua diarahkan pada kemampuan siswa untuk menuangkan gagasan, diliht dari segi kebahasaan berupa penggunaan ejaan termasuk kaidah imla’ dan jenis khat, pemilihan kata, penggunaan struktur kalimat, dan penerapan tata bahasa. Dan dilihat dari segi non kebahasaan berupa akurasi isi, kerapihan, kelengkapan, keruntutan dan sebagainya
Secara umum tujuan menulis adalah agar teliti memilih kata-kata dan susunan kalimat yang indah, agar bagus susunan kalimatnya dan halus perasaannya sehingga tampak nilai estetis dalam susunan kata-katanya, dan membiasakan peserta didik agar sanggup membentuk pendapat-pendapat yang benar dan pola pikir yang benar. Dan adapula tujuan operasional ketrampilan menulis dibagi menjadi dua yaitu tujuan mekanistik dan tujuan menulis dalam ati menuangkan gagasan yang membutuhkan aktifitas berfikir.
Pembelajaran menulis dalam konteks pembelajaran bahasa arab dapat dilakukan dalam tiga tahap:
1.      Tahap pra menulis (persiapan)
2.      Menulis dalam arti Rasm al Hurf
3.      Menulis dalam arti mengarang (Insya’)

DAFTAR PUSTAKA


Saefuloh, Hasan. 2012. Teknik Pembelajaran Keterampilan Bahasa Arab. Cirebon : Nurjati Press.
Hermawan, Acep. 2011. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Fakhrurrozi, Aziz dan Erta Mahyudin. 2012. Pembelajaran Bahasa Arab. Jakarta Pusat: Direktoral Jenderal Pendidikan Islam Kementrian Agama.
Sugono, Dendy dkk. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional.
Iskandarwassid, Dadang Sunendar.2008. Strategi Pembelajaran Bahasa, Bandung: UPI & Rosda Karya.
Zulhannan.2014. Teknik Pembelajaran Bahasa Arab Interaktif, Jakarta: Rajawali Press.

http://www.duniapelajar.com/2014/07/29/pengertian-keterampilan-menurut-para-ahli/. Diunduh tanggal 27 Februari 2015, Pukul 22.03 Wib.







[2] Aziz Fakhrurrozi dan Erta Mahyudin, Pembelajaran Bahasa Arab, Cet. Ke-2. ( Jakarta Pusat: Direktoral Jenderal Pendidikan Islam Kementrian Agama, 2012 ), hlm. 347
[3] Dendy Sugono dkk. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. Hal. 1557
[4] Hasan Saefuloh, Teknik Pembelajaran Keterampilan Bahasa Arab, (Cirebon : CV Pangger, 2012), h.102
[5] Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, Cet ke-1, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011), h. 130
[6] Hasan Saefulloh, Ibid, h. 124.
[7] Hasan Saefuloh. Ibid, hal. 104
[8] Mahmud Yunus dalam (Zulhannan,Teknik Pembelajaran Bahasa Arab Interaktif,(Jakarta: Rajawali Press, 2014), h. 105-106)
[9] Hasan Saefullaoh, Op.cit, h. 106-107
[10] Iskandarwassid, Dadang Sunendar, Strategi Pembelajaran Bahasa,( Bandung: UPI & Rosda Karya,2008), h. 292













Comments

Popular posts from this blog

Isti'arah Ashliyyah dan Isti'arah Taba'iyyah

Ilmu Ma'ani dan Ruang Lingkupnya

'Adad Tartibi